Newest Post
// Posted by :Jeritt Noahren Mulia
// On :Sabtu, 15 Maret 2014
Budaya makan sushi sudah cukup menjamur di Indonesia, mulai dari sushi super tuna restoran papan atas sampai ke restoran di pinggir jalan sudah bisa menyediakan sushi yang bisa sekedar “merasakan” salah satu hidangan paling terkenal dari negeri matahari tersebut. Sushi menjadi sangat terkenal dengan jepat, makanan Jepang yang paling mudah ditemui dibandingkan dengan kare dan bento. Sushi juga tidak perlu dimasak, menjadikan siapapun tidak perlu membuatnya gosong saat membuatnya.
Semua bahan-bahan untuk membuat sushi pun semuanya, untungnya, sehat untuk dimakan. Begitu pula dengan segala sesuatu yang akan dimakan bersamanya, sampai ke minuman (teh hijau; ocha) yang diminum bersamanya juga ikut sehat.
Ikan
Ikan sebagai bahan utama pembuat sushi memiliki nilai nutrisi yang sangat tinggi. Sushi tidak selalu berarti ikan mentah (itu urusan sashimi), saya tidak pernah melihat ada orang yang pergi ke restiran sushi dan datang hanya memakan kappa maki (timun) dan air putih saja (kecuali memang dia belum gajian). Ikan selalu tampak di meja, berarti akan ada cukup banyak omega-3 fatty acids, yang bagus untuk kesehatan syaraf dan jantung, termasuk menurunkan tekanan darah dan menguatkan pembuluh arteri. Terutama sarden, mackerel dan salmon semuanya tinggi dalam omega-3.Nasi dan cuka
Kok dua? Ya karena sebenarnya kata sushi itu mengacu kepada paduan nasi dan sushi dibandingkan ikan mentahnya. Sepertinya pun point ini akan berputar di sekitar nasinya saja, karena cukanya pun dibuat dari nasi. Cuka nasi ini dipercaya untuk menurunkan tekanan darah dan muncul di berbagai sajian Jepang.Gari (acar jahe)
Walaupun sering dianggap tidak penting oleh semua orang (termasuk saya), Gari atau acar jahe adalah sebuah bagian esensial dari hidangan sushi asli. Bahkan di restoran sushi dengan ban berjalan biasanya mereka memiliki tempat acar di tiap mejanya jadi para customer bisa mengambilnya sendiri.Walaupun tujuan awalnya sebagai pembersih indera pengecap diantara sushi (bukan untuk dimakan bersama shoyu!) Nutrisi di dalam gari juga sangat penting untuk melawan virus flu.
Saya sendiri sih cuma mau makan gari kalau dicampur dengan nasi kare.
Shoyu (kecap asin)
Adalah sebuah budaya untuk mencelupkan setiap sushi ke dalam piring kecil sebelum memakannya (yang dicelup ikannya, bukan nasinya!). Shoyu memiliki kandungan protein dan zat besi yang tinggi. Tidak lupa shoyu juga membantu pencernaan dan membantu menyingkirkan bakteri dan menyembuhkan infeksi karena colon bacillus.Nori (rumput laut)
Tidak semua sushi memakai Nori sebagai bahannya. Nori adalah rumput laut kering yang digunakan untuk mengikat seluruh bahan di dalam sushi roll dan memberinya bentuk seperti yang diperlihatkan oleh Gunkan sushi ini.Nori adalah katalis metabolisme, dan dia juga kaya vitamin, mineral dan iodine. Walaupun elemen terakhir bisa menyebabkan overdosis bila dimakan secara berlebihan, ada jumlah minimum yang sebenarnya diperlukan tubuh sebagai penyembuh sakit fisik maupun mental.
Wasabi
Walaupun hanya memakai shoyu saja sushi sudah cukup enak, sudah menjadi tradisi untuk menambahkan bumbu oles yang dibuat dari akar tumbuhan wasabi. Para koki juga biasanya menambahkan sedikit wasabi ke dalam nasi yang mereka uleni.Wasabi sangat pedas, terutama di hidung, namun mungkin karena banyak yang tidak tahan, banyak orang yang memesan sushinya tanpa wasabi. Tapi sebenarnya wasabi adalah sumber vitamin C dan dia juga berperan sebagai anti bakteri yang membantu menetralkan saat kita makan ikan mentah.
Ocha
Terakhir adalah ocha, minuman penting dari Jepang, ocha memiliki tannin yang baik untuk pencernaan kita. Ocha juga kaya kan catechin anti oksidan, juga baik dalam mengeliminasi bakteria vibrio, salah satu penyebab utama keracunan makanan.Jadi jangan terlalu banyak minum sake atau bir, walaupun mereka selalu enak dimakan dengan sushi, tapi sebaiknya makan malammu itu lebih baik untuk ditutup dengan segelas ocha yang sehat.
Source: Rocketnews