Newest Post

// Posted by :Jeritt Noahren Mulia // On :Kamis, 20 Maret 2014




Oke, di sini saya mencoba menulis tentang “chuunibyou”. Kenapa chuunibyou? Karena saya lihat ada anime musim gugur 2012 dari studio Kyoto Animation (K-ON!, Suzumiya Haruhi no Yuutsu, Nichijou, Hyouka) yang cukup menarik untuk diikuti. Yaitu berjudul…

Pengertian
Chuunibyou (中二病), kasarnya berarti “penyakit/sindrom/gejala kelas dua SMP”. Chuunibyou adalah suatu gejala di mana seseorang anak yang berumur sekitar 14 tahun cenderung bersikap sok atau bersikap seolah-olah ia memiliki kekuatan supranatural dan semacamnya. Ada juga yang bersikap jijikan, sombong, dan bahkan meremehkan orang di sekitarnya. Sikap seperti ini biasanya ditemukan pada anak remaja yang memasuki masa pubertas. Namun masih ada juga orang yang sudah dewasa (SMA ke atas) masih bersikap seperti ini.
Chuunibyou menggunakan huruf “病” (byou) yang berarti penyakit/sindrom/gejala tetapi bukan berarti benar-benar sakit ataupun gangguan jiwa. Dalam bahasa Jepang juga bisa ditulis “厨二厨, jika di dalam bahasa Indonesia huruf “厨” bermakna alay.

Tiga Jenis Chuunibyou
Menurut buku Petunjuk Chuunibyou (中二病取扱説明書, Chuunibyou Toriatsukai Setsumei Sho) ada tiga jenis chuunibyou.
DQN (DQN系, dokyun-kei), yaitu cenderung berpura-pura bersikap anti-sosial atau menjadi anak nakal padahal tidak. Biasanya ia mengarang tentang cerita tawuran atau semacamnya. “DQN” bermakna “si anti-sosial” atau “si anak nakal”. Misalnya percakapan seperti ini…
A: “Kenapa tubuhmu dipenuhi perban?”
B: “Habis tawuran sama sekolah sebelah.”
A: “Yang bener? Padahal lu anak baik-baik.”
Subkultural/Hipster (サブカル系, SubCul-kei), yaitu cenderung memilih non-mainstream atau yang peminatnya sedikit agar ia merasa berbeda. Terkadang orang seperti ini jarang suka budaya sendiri, namun lebih memilih budaya luar agar dianggap keren karena berbeda minat dengan orang lain. Misalnya…
B: “Nih, gue punya light novel Kyoukaisenjou no Horizon. Baru beli via amazon.jp.”
A: “Import nih? Weee.”
B: “Iya, dong.”
A: “Terus, bisa bacanya, nggak?”
B: “Je-Jelas bi-bisa… lah…… -_-;”
Mata Iblis (邪気眼系, Jakigan-kei), yaitu cenderung merasa memiliki kekuatan supranatural. Jenis ini sering menghayal yang aneh-aneh. Untuk contoh jenis ketiga ini, silakan tonton anime Chuunibyou demo Koi ga Shitai!. :D


Dari Segi Psikologi atau Sosiologi
Faktor pendorong terjadinya interaksi sosial, Identifikasi, merupakan kecenderungan atau keinginan seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain (meniru secara keseluruhan). Identifikasi sifatnya lebih mendalam dibandingkan imitasi karena dalam proses identifikasi, kepribadian seseorang bisa terbentuk. Orang melakukan proses identifikasi karena seringkali memerlukan tipe ideal tertentu dalam hidupnya. Proses identifikasi dapat berlangsung secara sengaja dan tidak sengaja. Meskipun tanpa sengaja, orang yang mengidentifikasi tersebut benar-benar mengenal orang yang ia identifikasi sehingga sikap atau pandangan yang diidentifikasi benar-benar meresap ke dalam jiwanya. Contoh, biasanya pemain bulu tangkis junior punya pemain idola. Setiap idolanya bertanding, dia akan mengamati secara cermat bagaimana gaya dan strategi bermain idolanya tersebut. Kemudian ia meniru dan yakin bisa menjadi seperti idolanya.

Lain-lain
Saya kasih contoh lain yang lebih gampang. Misalnya dalam anime-anime yang kita tahu. Okabe Rintarou (Steins;Gate) atau Gokou “Kuroneko” Ruri (Ore no Imouto ga Konna ni Kawaii Wake ga Nai). Oh iya, dikarenakan istlah chuunibyou lama-kelamaan menjadi populer, sekarang sudah muncul istilah kounibyou (高二病) dan shounibyou (小二病).

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

// Copyright © wota-ku archives //Anime-Note//Powered by Blogger // Designed by Johanes Djogan //